22 July 2013

Bahtsul Masail by: Oriska Biri


Karakteristik utama Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia adalah tradisi Intelektualnya yang moderat, yang apresiatif terhadap khazanah pemikiran masa lalu maupun budaya lokal, dan kemampuannya menyerap tradisi pemikiran baru yang datang dari manapun melintasi batas negara, agama, dan ideologi.Secara formal Nahdlatul Ulama menganut empat madzhab (Madzhab Hanafi, Madzhab Maliki, Madzhab Syafi’i, dan Madzhab Hanbali). Dalam praktek pengambilan keputusan hukum, Nahdlatul Ulama ternyata tidak hanya menggunakan empat madzhab, tetapi juga menggunakan madzhab lain dan mengikuti pendapat para Ulama di masa sekarang ini yang tidak termasuk dalam madzhab.Di samping itu Nahdlatul Ulama sengaja tidak menggunakan dalil-dalil yang terdapat di dalam al-Qur’an maupun as-Sunah (al-Hadist). Nahdlatul Ulama merupakan jendela pemikiran Indonesia. Dalam kebiasaannya mengambil keputusan hukum sebagai jawaban atas persoalan yang terjadi di masyarakat, NU juga sangat fleksibel.

Angkatan 4


Angkatan 3


Angkatan 2


Angkatan 5


13 July 2013

Macam Siswa Berkebutuhan Khusus by: Muhtadin

A.  Pengertian anak berkelainan
Istilah berkelainan dalam percakapan sehari-hari dikonotasikan sebagai suatu kondisi yang menyimpang dari rata-rata umumnya. Penyimpangan tersebut memiliki nilai lebih atau kurang. Efek penyimpangan yang dialami oleh seseorang seringkali mengundang perhatian orang-orang yang ada disekelilingnya, baik sesaat maupun berkelanjutan.[1]
Secara ringkas Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan menyimpang dari kriteria normal baik secara fisik, psikis, emosi dan perilaku, sehingga dalam mengembangkan potensinya memerlukan perlakuan dan pendidikan khusus. Dalam memahami pengertian Anak Berkebutuhan Khusus mungkin kita akan menjumpai beberapa istilah yaitu kelainan,  kecacatan,  dan hambatan. Pengertian dari  istilah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.    Kelainan adalah ketidak normalan fungsi sistem organ,  biasanya mengacu pada keadaan medis/organik, misalnya: keterbatasan jarak pandang (myopic), gangguan jantung, cerebral palsy (gangguan pada syaraf otak sehingga otot layu)  gangguan pendengaran dan sebagainya.
2.    Kecacatan  adalah merupakan konsekuensi fungsional dari  kelainan yang dimiliki. Seorang anak  yang mempunyai spinabifida (punggung dengan keadaan bengkok / bungkuk (bahasa jawa), sehingga tidak dapat berjalan tanpa tongkat penopang, berarti anak ini memiliki kecacatan. Namun, anak yang memiliki jarak pandang yang diberikan kacamata sehingga dapat melihat dengan baik lagi,  maka anak tersebut  memiliki kelainan tapi bukan kecacatan.
3.    Hambatan adalah  konsekuensi sosial atau lingkungan akibat kecacatan. Banyak orang dengan kecacatan tidak harus merasa mempunyai hambatan. Masyarakat yang justru sering membuat hambatan bagi mereka, misalnya karena   penolakan, diskriminasi, prasangka serta berbagai akses fisik yang membatasi mereka untuk membuat keputusan dan melakukan pilihan yang mempengaruhi  hidupnya.  Sebagai contoh jika anak yang berkursi roda tidak dapat memasuki komunitas sekolah, dia memiliki hambatan dalam memanfaatkan sarana sekolah. Ketika sekolah dapat diakses oleh pengguna kursi roda, maka hambatan ini hilang.

Bank Konvensional Vs Bank Syariah by: Ricky Islamisme

A.  Sejarah Munculnya Perbankan di Dunia Islam
Sistem perbankan telah muncul di dunia Islam sejak kedatangan penjajah Barat menyerbu ke berbagai negeri Islam. Di negeri-negeri jajahannya, mereka menerapkan sistem ekonomi Kapitalisme yang bertumpu kepada sistem perbankan (riba). Di Indonesia muncul bank pertama, yaitu Bank Priyayi, tahun 1846 di Purwokerto, dengan pendiri­nya Raden Bei Patih Aria Wiryaatmaja dari kalangan kera­ton. Kemudian secara meluas di berbagai daerah, berdiri Bank Rakyat (Volksbank); antara lain di Garut (1898), Sumatera Barat (1899), dan Menado (1899).
Dalam menanamkan sistem perbankan ini, penjajah Be­landa mendirikan Sentral Kas, tahun 1912, yang berfungsi sebagai pusat keuangan. Dari kalangan intelektual, didiri­kanlah Indonesische Studie Club di Surabaya tahun 1929. Kemudian Belanda, dalam menyuburkan sistem riba, mendiri­kan Algemene Volkscredit Bank (AVB) tahun 1934.
Pada tahun-tahun pertama setelah terusirnya pejajah Belanda dari Indonesia, didirikanlah Yayasan Pusat Bank Indonesia tahun 1945, yang menjadi cikal bakal Bank Indonesia sekaligus memberikan rekomendasi pendirian bank-bank yang ada. Melalui PP No.1, tahun 1946, lahirlah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Pada tahun yang sama, menyusul berdirinya Bank Negara Indonesia (BNI) 1946. Kemudian jumlah bank semakin bertambah banyak. Di antaranya Bank Industri Negara (BIN, 1952), Bank Bumi Daya (BBD, 19 Agus­tus 1959). Bank Pem­bangunan Industri (BPI, 1960), Bank Dagang Negara (BDN, 2 April 1960), Bank Export-Import Indonesia (Bank Exim) yang dinasionalisasikan pada 30 Nopember 1960. Pada tahun-tahun berikutnya sampai seka­rang, dunia perbankan tumbuh seperti jamur di musim hujan.

05 July 2013

Sang Juara Yang Selalu Kalah / XIV





Peradaban / I

Hilang dari peradaban, kami tidak menemukan arsipnya sama sekali; baik softfile dan hardfilenya. Menurut cerita masih ada di Kak Jumadi yang megang motivasia di edisi perdana. So, perlu diminta yo... hehehhee atau mungkin kk alumni lain yang punya filenya bisa d share donk dengan kita, karena hanya edisi satu saja yang belum ditemukan arsipnya hehehe....

Transisi Sang Pemberani / XI


Ulang Tahun / X


Awal Tahun, Semangat / IX


Ramadhan / IV

Who Is The Next Leader / XV




Generasi Sejati / XIII