BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam dunia pendidikan tentunya
Perbedaan individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity)
dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan
merupakan karakter keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut
faktor biologis maupun faktor sosial
psikologis. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan biologis cenderung
lebih bersifat tetap, sedang karakteristik yang berkaitan dengan sosial
psikologis lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Seorang bayi yang
baru lahir merupakan hasil dari dua garis keluarga, yaitu keluarga ayah dan
garis keluarga ibu. Sejak saat terjadinya pembuahan atau konsepsike hidupan
yang baru itu secara berkesinambungan dipengaruhi oleh banyak dan bermacam-macam
faktor lingkungan yang merangsang. Tiap-tiap perangsang tersebut baik secara
terpisah maupun terpadu dengan rangsangan yang lain semuanya membantu
perkembangan potensi-potensi biologis demi terbentuknya tingkah laku manusia
yangdibawa sejak lahir. Hal itu akhirnya membentuk pola karakteristik tingkah
laku yang dapat diwujudkan seseorang sebagai individu yang berkarakteristik
berbeda dengan individu-individu lain. Individu menunjukan kedudukan seseorang
sebagai orang perorangan atau perseorangan. Sifat individual adalah sifat yang
berkaitan dengan orang perorangan. Ciri dan sifat orang yang satu berbeda
dengan yang lainya. Perbedaan inilah yangdisebut perbedaan individual.[1]
Dari itu pemakalah merasa penting
untuk menulis dan membahas bersama terkait perbedaan individu pada
masing-masing anak didik kita, sehingga pada akhirnya kita bisa bersikap dengan
benar terhadap peserta didik ketika proses pembelajaran maupun pendidikan.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
Pengertian Individu ?
2.
Bagaimana
Katagori Perbedaan Individu ?
3.
Apa
Saja Sumber Perbedaan ?
4.
Apa
saja Bidang-bidang Perbedaan ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN INDIVIDU
Individu
berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam
ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang
majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan
kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia
keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki
peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam
individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek
sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu
rusak maka akan merusak aspek lainnya.[2]
Apabila pola tingkah lakunya hampir identik
dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatakan
ciri-ciri individualitas pada seseorang sampi pada dirinya sendiri, disebut
proses individualisasi atau aktualisasi diri. Dalam proses ini maka individu
terbebani berbagai peranan yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup, yang
akhirnya muncul suatu kelompok yang akan menentukan kemantapan satu
masayarakat. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga
kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan
individualitasnya. Kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga mempengaruhi
masyarakat. (Hartomo, 2004: 64). Dengan demikian manusia merupakan mahluk
individual tidak hanya dalam arti keseluruhan jiwa-raga, tetapi merupakan
pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya dan kecakapannya.
Individu
mempunyai ciri-ciri memiliki suatu pikiran dan diri. Dimana individu sanggup
menetapkan kenyataan, interprestasi situasi, menetapkan aksi dari luar dan
dalam dirinya. Dapat diartikan sebagai proses komunikasi individu dalam
berinteraksi dan berhubungan. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa
adanya suatu masyarakat yang menjadi latar individu tersebut ditandai dengan
dimana individu tersebut berusaha menempatkan prilaku pada dirinya sesuai
dengan norma dan kebudayaan lingkungan tersebut , seperti di indonesia
individunya menjunjung tinggi prilaku sopan santun, dan beretika dalam
bersosialisasi.
Individu selalu berada didalam kelompok,
peranan kelompok tersebut adalah untuk mematangkan individu tersebut menjadi
seorang pribadi. Dimana prosesnya tergantung terhadap kelompok dan lingkungan
dapat menjadi faktor pendukung proses juga dapat menjadi penghambat proses
menjadi suatu pribadi. Faktor pendukung
dan faktor penghambat juga dapat berdasarkan individu itu sendiri. Dalam kamus Echols dan Shadaly (1975),
Individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan,
dan oknum.[3]
B.
KATAGORI PERBEDAAN INDIVIDUAL SEPERTI BERIKUT :
1.
Perbedaan
fisik, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan
kemampuan bertindak.
2.
Perbedaan
sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
3.
Perbedaan
kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
4.
Perbedaan
inteligensi dan kemampuan dasar.
5.
Perbedaan
kecakapan atau kepandaian di sekolah.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat kita peroleh bahwa
perbedaan individual adalah hal-hal yang berkaitan dengan “psikologi pribadi”
yang menjelaskan perbedaan psikologis maupun fisik antara orang-orang serta
berbagai persamaannya.[4]
C.
SUMBER PERBEDAAN
Sumber perbedaan individu dipengaruhi oleh dua
faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor bawaan dan faktor lingkungan.
Untuk lebih jelasnya kami akan membahas satu per satu.
1. Faktor Bawaan
Faktor bawaan merupakan faktor-faktor biologis
yang diturunkan melalui pewarisan genetic oleh orangtua. Pewarisan genetik ini
dimulai saat terjadinya pembuahan. Menurut Zimbardo dan Gerig (1999) penyatuab
antara sebuah sperma dab sebuah sel telur hanya menghasilkan satu diantara
milyaran kemungkinan kombinasi gen. Salah satu kromosom yaitu kromosom sex
merupakan pembawa kode gen untuk perkembangan karakteristik fisik laki-laki
atau perempuan. Kkode untuk kita mendapatkan kromosom X dari ibu, dan salah satu
dari kromosom X atau Y dari ayah. Kombinasi XX merupakan kode untuk
perkembangan fisik perempuan, dan kombinasi XY merupakan kode untuk
perkembangan fisik laki-laki.
Meskipun rata-rata kita memiliki 50 persen gen
yanbg sama dengan saudara kita, kumpulan gen kita tetap khas kecuali kita
adalah kembar identik. Perbedaan gen ini merupakan satu alasab mengapa kita
berbeda dengan orang lain, baik secara fisik, psikologis, maupun perilaku,
bahkan dengan saudara kita sendiri. Selebihnya adalah dipengaruhi oleh lingkungan,
karena kita pernah berada di lingkungan yang sama persis. (Zimbardo &
Gerig, 1999).
2. Faktor
Lingkungan
Faktor lingkungan adalah faktor yang
mengakibatkan perbedaan individu yang berasal dari luar diri individu. Faktor
lingkungan berasal dari beberapa macam yaitu status sosial ekonomi orang tua,
pola asuh orang tua, budaya, dan urutan kelahiran.
a)
Status sosial ekonomi orang tua
Meliputi tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan
orang tua, dan penghasilan orang tua. Tingkat orang tua berbeda satu dengan
lainnya. Meskipun tidak mutlak tingkat pendidikan ini dapat mempengaruhi sikap
orang tua terhadap pendidikan anak serta tingkat aspirasinya terhadap
pendidikan anak. Demikian juga dengan pekerjaan dan penghasilan orang tua yang
berbeda-beda. Perbedaan ini akan membawa implikasi pada berbedanya aspirasi
orang tua terhadap pendidikan anak, aspirasi anak terhadap pendidikannya,
fasilitas yang diberikan pada anak dan mungkin waktu disediakan untuk mendidik
anak-anaknya. Demikian juga perbedaan status ekonomi dapat membawa implikasi
salah satunya pada perbedaan pola gizi yang diterapkan dalam keluarga.
b)
Pola asuh
orangtua
Merupakan pola perilaku yang digunakan untuk
berhubungan dengan anak-anak. Pola asuh yang diterapkan tiap keluarga berbeda
dengan keluarga lainnya. Terdapat tiga pola asuh dalam pengasuhan anak yaitu
otoriter, permisif, dan autoritatif. Pola asuh otoriter adalah bentuk pola asuh
yang menekankan pada pengawasan orangtua kepada anak untuk mendapatkan ketaatan
atau keputuhan. Orangtua bersikap tegas, suka menghukum, dan cenderung
mengekang anak. Pola asuh permisif adalah pola asuh dimana orangtua memberi
kebebasan sebanyak mungkin kepada anak untuk mengatur dirinya, dan anak tidak
dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol oleh orangtua.
Sedangkan pola asuh autoritatif adalah pola asuh dimana orangtua memberikan hak
dan kewajiban yang sama dalam arti saling melengkapi, anak dilatih untuk
bertanggung jawab, dan menentukan perilakunya sendiri agar dapat berdisiplin.
c)
Budaya
Merupakan pikiran, akal budi, hasil karya
manusia, atau dapat juga didefinisikan sebagai adat istiadat. Adanya
nilai-nilai dalam masyarkat memberitahu pada anggotanya tentang apa yang baik
dan atau penting dalam masyarakatnya. Nilai-nilai tersebut terjabarkan dalam
suatu norma-norma. Norma masing-masing masyarakat berbeda, maka perilaku yang
muncul dari anggota masing-masing masyarakat berbeda satu dengan lainnya.
d)
Urutan kelahiran
Walaupun masih menjadi kontroversi akan tetapi
karakteristik kepribadian seseorang dipengaruhi oleh urutan kelahiran. Anak
yang lahir sulung atau anak pertama cenderung lebih teliti, mempunyai ambisi,
dan agresif dibandingkan dengan adik-adiknya. Anak tengah sering menjadi
mediator dan pecinta damai. Anak bungsu cenderung paling kreatif dan biasanya
menarik. Anak tunggal atau si anak semata wayang biasanya sering merasa
terbebani dengan harapan yang tinggi dari orangtua mereka terhadap diri mereka
sendiri. Mereka lebih percaya diri, supel, dan memiliki imajinasi yang tinggi.
Karakteristik yang berbeda-beda pada individu dipengaruhi oleh perilaku
orangtuanya berdasarkan urutan kelahiran.
D.
BIDANG-BIDANG PERBEDAAN
Makna
“perbedaan” dan “perbedaan individual” menurut lindgren (1980) menyangkut
variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis. Adapun
bidang-bidang dari perbedaannya yakni:
1.
Perbedaan
Kognitif
Kemampuan
kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan
dan tehnologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang hasil pengamatan atau
penyerapan atas suatu obyek. Berarti ia menguasai segala sesuatu yang
diketahui, dalam arti pada dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan
itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya.
2.
Perbedaan
Kecakapan Bahasa
Bahasa merupakan
salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan. Kemampuan
tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan berbahasa merupakan
kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata
dan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis. Kemampuan berbaha sangat
dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta faktor fisik
(organ bicara).
3.
Perbedaan
Kecakapan Motorik
Kecakapan
motorik atau kemampuan psiko-motorik merupakan kemampuan untuk melakukan
koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk
melakukan kegiatan.
4.
Perbedaan Latar Belakang
Perbedaaan latar
belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau menghambat
prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk menguasai bahan.
5.
Perbedaan
Bakat
Bakat merupakan
kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang
dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat
sebaliknya bakat tidak berkembang sama, manakala lingkungan tidak memberi
kesempatan untuk berkembang, dalam arti tidak ada rangsangan dan pemupukan yang
menyentuhnya.
6.
Perbedaan
Kesiapan Belajar
Perbedaan latar
belakang, yang meliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio cultural, amat penting
artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak
selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar
yang lebih luas.
7.
Perbedaan
Tingkat Pencapaian
Salah satu
bentuk nyata untuk melihat perbedaan anak adalah dengan memeriksa hasil
pencapaian dalam tes matematika standar. Tingkat pencapaian anak merupakan
suatu fungsi yang menunjukkan nilai belajar anak. Murid dalam posisi puncak di
suatu kelompok biasanya mampu belajar matematika dengan cepat, sementara murid
dengan posisi terendah di dalam kelas biasanya merupakan pebelajar yang lambat.
Pada posisi tengah-tengah, sekitar 50 persen diantaranya memiliki kemampuan
yang merata dalam pencapaian matematika.
8.
Perbedaaan
Lingkungan Keluarga
Anak-anak
berasal dari berbagai lingkungan keluarga. Anak dari keluarga berada dengan
pendidikan yang memadai biasanya datang ke sekolah dengan latar belakang
berbagai pengalaman lebih cenderung menjadi pebelajar yang cepat. Sebaliknya,
anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dan dengan latar belakang orang
tua tanpa pendidikan cenderung menjadi pebelajar yang lambat.
Lingkungan
keluarga selalu memberikan pengaruh terhadap sikap anak dalam menghargai
matematika. Penelitian menujukkan adanya korelasi positif antara sikap anak
terhadap matemtika dengan sikap orang tua terhadap mata pelajaran ini.
9.
Latar
Belakang Budaya dan Etnis
Anak-anak juga
berbeda diapandang dari segi latar belakang budaya dan etnis. Motivasi untuk
belajar berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya, layaknya
anak-anak tertarik dan menilai pencapaiannya dalam suatu pendidikan.
10. Faktor Pendidikan
Faktor pendidikan
mempengaruhi prestasi dalam bidang akademik. Anak-anak yang memperoleh hasil
yang selalu efektif, penuh arti, sebagai contoh program matemtika yang
dianjurkan, cenderung berada di atas rata-rata dan menjadi pebelajar yang
cepat. Murid yang memiliki sedikit pengalaman, seringnya mengikuti metode drill
tanpa akhir untuk belajar teknik menghitung dan menghapalkan operasi dasar
matematika biasanya mengalami kesulitan dalam memahami matemtika dasar tahap
lanjut.[5]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Anak didik yang
mempunyai sifat individualis harus mendapatkan perhatian secara khusu oleh guru
dan khusnya oleh orang tua dari anak itu sendiri. Secra garis besar manusia
memang yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang, sehingga perbedaan
satu sama lain sangat jelas dan disinilah leteka keunikan manusia.
Memahami pilihan gaya belajar siswa,
memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang menggabungkan pilihan cara
belajar siswa, gunakan kombinasi cooperative learning, berikan waktu yang cukup
untuk memproses dan memahami informasi, dan gunakan alat-alat multi sensory
untuk memproses, mempraktekkan dan memperoleh informasi itulah yang harus
diperhatikan oleh pendidik. Terdapat beberapa macam bidang perbedaan individu
yaitu perbedaan kognitif, perbedaan kecakapan berbahasa, perbedaan kecakapan
motorik, perbedaan latar belakang, perbedaan bakat, perbedaan kesiapan belajar,
perbedaan jenis kelamin dan gender, perbedaan kepribadian, dan perbedaan gaya
belajar, sehingga guru dan orang tua dituntut untuk aktif dan kreatif dalam
menghadapi perbedaan individu tersebut.
B. SARAN
Kami menyadari dalam makalah ini sudah pasti banyak terjadi
kesalahan dan kekeliuran baik dalam pembahasan maupun dalam penulisan, oleh
sebab itu pemakalah minta maaf dan kiranya para pembaca bisa memberikan
sumbangsih ide, saran, dan kritik yang membangun sehingga makalaha ini akan
jauh lebih baik di kemudian hari.
No comments:
Post a Comment