Insan muda yang
memiliki jiwa religius, pada kamis 17 April 2014 mengahadiri acara maiyahan Cak
Nun di Kasihan Bantul. Ide ini berawal dari manajer marketing yaitu Fala
Yahzunka (penggemar Cak Nun) yang mengajak anggota LP2KIS untuk mengikuti
maiyahan. Kurang lebih 10 orang (Aziz,
Sinta, Aam, Hani, Nisa, Ahya, Alfa, Matkey, dan Adin ) menyanggupinya
berangkat, karena mereka juga ingin mendapat ilmu dari maiyahan tersebut.
Akhirnya berangkatlah kami dengan 5 motor pada pukul 21.00 WIB saat itu.
Ketidak tahunan kami pada tempat maiyahan, membuat rombongan kami tersesat dan
terpisah. Setelah menyusuri jalan yang panjang, kami baru menyadari bahwa kami
ternyata bukan mengarah ke Kasihan Bantul melainkan ke arah Jawa Tengah, ya salam
sesuatu sekali pada malam itu. Salah seorang dari kami pun bertanya pada orang
yang kami temui di jalan untuk mencari tahu tempat maiyahan tersebut. Tidak
lama kemudian terlihat petunjuk arah menuju Kasiahan Bantul. Motor kami pun
berjalan menyusuri jalanan saat itu. Banyaknya kendaraan yang lalu- lalang di
jalanan sempat membuat terpisahnya rombongan kami.
Kami yang tadinya 5 motor tidak
terlalu jauh jaraknya menjadi berjauhan, 3 motor lurus dari arah ring road
selatan sampai lampu merah kedua, 2 motor belok kanan. Malam itu memang
benar-benar terjadi miskom (miss komunikasi) karena 3 motor dari kami tersesat
lagi. Sempat terjadi saling cari- mencari saat itu, akhirnya salah seorang dari
mereka (2 motor yang lain) menyusul kami. Saat itu karena saking taatnya
peraturan lalu lintas teman kami (Matkey dan Adin) walaupun sudah melihat kami
tetap jalan lurus, karena memang jalan itu dilarang putar balik. Tetapi apa
yang terjadi, kami malah meninggalkan mereka berdua dengan putar balik menuju lampu
merah pertama. Yah, saat itu kami bingung lagi karena memang benar-benar tidak
tahun tempat maiyahannya, sampai akhirnya bertanya lagi pada orang di jalan. Tidak
lama kemudian bertemulah kami dengan Fala dan Nisa yang masih menunggu kami.
Sementara Matkey dan Adin belum balik juga, tetapi saat itu kami masih berusaha
untuk menunggu mereka. Salah satu dari kami melihat motor mereka tetapi tidak
begitu jelas, yang jelas melihat motornya dan dapat dipastikan bahwa itu
mereka. Kami berpikir sejenak, mungkin mereka agak kecewa pada kami, “udah
disusul malah ditinggal” atau mereka malah sengaja bercandaain kami sampai
handphone mereka dimatiin.
Acara maiyahanpun sudah dimulai
ketika kami sampai. Kami masih berusaha terus menghubungi Matkey dan Adin saat
itu tetapi ya tetap saja, handphone mereka dinonaktifkan. Sampai akhirnya acara
maiyahan selesai pukul 03.30 kami masih belum bertemu Matkey dan Adin. Akal
kami pun terus berpikir bagaimana caranya menemukan mereka, sampai kami
memutuskan untuk menunggu mereka dipinggir jalan. Sekitar 15 menit kami tetap
menunggu mereka dan akhirnya membuahkan hasil, salah seorang dari kami melihat
mereka. Kamipun segera tancap gas untuk mengejar motor mereka. Tetapi yang
terjadi adalah kami berpisah lagi. 3 Motor dari kami belok kiri, sedangkan 2
motor lagi belok kanan (termasuk Matkey dan Adin). Kami 3 motor yang belok kiri
telah sampai di depan pasar satwa arah pulang, handphone saat itu bergetar
ternyata ada kabar bahwa Matkey kecelakaan. Kami berenampun balik arah menuju Matkey,
Adin, Fala, dan Nisa. Di sana, terlihat tangan Adin tampak berdarah dan kaki
Matkey serta pelipisnya tampak terluka (tetapi untungnya tidak terlalu serius).
Sampai di sana, kami berenam berusaha mencari kacamata Matkey karena dia tidak
sadar kalau kacamatanya hilang. Sekitar 15 menit kita berhenti di situ sambil
mencari kacamata Matkey, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya kami putuskan untuk
pulang saja tanpa menemukan kacamata Matkey. Sungguh perjalanan spiritual yang
mengharukan (beberapa kali tersesat, sampai kecelakaan, dan raiblah kacamata
Matkey).