KATA PENGANTAR
بسم الله
الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah Subhanahuwata’ala
yang Maha tinggi, yang memiliki cakrawala yang luas, yang Maha agung atas
kemuliaan-Nya, yang Maha berkuasa atas semua mahluk-Nya, serta Raja di atas
semua Raja. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan dan terlimpahkan
kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, yang selalu benar dalam
ucapannya, tindakannya, maupun taqrirnya, yang selalu menyampaikan atas nama
Allah apa yang harus disampaikan, dan yang selalu memberikan ketentraman,
kesejukan hati dengan akhlaknya yang luhur.
Setelah melalui berbagai proses
akhirnya pemakalah mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik, yang mana
makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas matakuliah Metodelogi
Penelitian Pendidikan Bahasa II. Namun penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya dorongan atau
motivasi dari berbagai pihak, maka dari itu pemakalah ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1.
Bp. Dr. Abdul Munip selaku
pengampu matakuliah Metodelogi Penelitian Pendidikan Bahasa II yang telah
memberikan kesempatan bagi kami untuk menyusun makalah ini.
2.
Semua teman-teman yang telah memberikan semangat kepada kami, serta
3.
Semua pihak yang telah menjadi
motivator bagi kami.
Selain itu,
pemakalah juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, sehingga kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat pemakalah harapkan umtuk perbaikan di waktu yang akan
datang. Harapan pemakalah, semoga makalah kami ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, dan khususnya bagi pemakalah sendiri, serta semoga dapat menambah
khazanah pengetahuan bagi kita semua.
Yogyakarta, 23 Mei
2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Karya ilmiah sangat melekat pada
jiwa seorang akademisi dalam proses meneliti, seorang peneliti harus paham
secara detail apa yang harus diteliti, mulai dari teknik atau cara untuk
memperoleh sebuah informasi. Pengumpulan data dalam penelitian dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data, beberapa cara untuk mengumpulkan data
bagi seorang peneliti adalah angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes),
dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan
teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti. Secara
sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang
dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi
atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam
prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan
penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Tulisan
ilmiah yang baik adalah tulisan yang merupakan hasil pengamatan, peninjauan, penelitian
dalam bidang tertentu, dan membutuhkan metode atau teknik sehingga memudah
seorang peneliti dalam proses pembuatn karya ilmiah berupa penelitian. Oleh
karena itu penting bagi kami untuk membahas secara dalam tentang bagaimana
teknik dalam pengumpulan data baik kuntitatif maupun kualitatif termasuk
bagaiman teknik pengambilan sampel.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
pengertian sumber data?
2.
Apa
yang dimaksud teknik pengumpulan data?
3.
Bagaimana
teknik pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif?
4.
Bagaimana
teknik pengambilan populasi dan sampel?
C.
TUJUAN PEMBAHASAN
1.
Sebagai
sarat pemenuhan tugas terstruktur Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan
Bahasa II.
2.
Untuk mengetahui
pengertian sumber data dan tentang pengumpulan data.
3.
Untuk mengetahui
gambaran mengenai langkah-langkah penelitian ilmiah menggunakan teknik
pengumpulan data kuantitatif atau data kualitatif.
4.
Untuk mengetahui
teknik pengambilan populasi dan sampel.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN SUMBER DATA
Sumber data adalah subjek darimana
data itu diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang
merespon atau menjawab pertanyaan, baik tertulis maupun lisan. Apabila menggunakan
observasi maka sumber datannya bisa berupa benda atau proses tertentu. Apabila
menggunakan dokumentasi, maka sumber datanya dokumen atau catatan. Untuk
mempermudah mengidentifikasi sumber data, maka disingkat 3P untuk
mengidentifikasikan dimana data menempel, yaitu :
1.
Person
, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui
wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.
2.
Place
, sumber data yang menyajikan data berupa tampilan keadaan diam atau bergerak.
Diam misalnya : ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, dan lain-lain. Bergerak
misalnya : aktivitas ,kinerja , laju kendaraan, ritme kendaraan, kegiatan
belajar mengajar. Keduanya objek untuk penggunaan metode observasi.
3.
Paper
, data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka gambar atau sumber lain,
cocok untuk penggunaan metode dokumentasi.[1]
B.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan
disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga
benar-benar didapat data yang valid dan reliable.
Terdapat dua hal utama yang
mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu, kualitas instrumen
penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian
berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan
data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya,
belum tentu dapat menghasilkan data yang valid atau reliabel, apabila instrumen
tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya.[2]
Dalam suatu penelitian, langkah
pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan terhadap proses dan
hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan
pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses
dan hasil suatu penelitian.
Mutu hasil penelitian mudah
diragukan karena alat yang dipakai untuk mengumpulkan data kurang dapat
dipercaya. Alat atau instrument penelitian itu haruslah memiliki tingkat
kepercayaan dan sekaligus data itu memiliki tingkat kesahihan. Hal yang pertama
sangat berkaitan dengan masalah reliabilitas tes, sedangkan yang kedua
berkaitan dengan masalah validitas tes.[3]
Teknik pengumpulan data sangat ditentukan oleh metodologi
penelitian, apakah kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian kualitatif
dikenal teknik pengumpulan data: observasi, focus group discussion (FGD),
wawancara mendalam (indent interview), dan studi kasus (case study). Sedangkan
dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data: angket
(questionnaire), wawancara, dan dokumentasi. Untuk mengetahui bagaimana teknik
pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif maka akan diuraikan pada pembahasan
selanjutnya.
1. Teknik
Pengumpulan Data Kuantitatif
a.
Angket
dan Kuesioner
Angket
atau kuesioner (questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan
data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan
responden). Instrument atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi
sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh
responden. Sama dengan pedoman wawancara, bentuk pertanyaan bisa
bermacam-macam, yaitu pertanyaan terbuka, pertanyaan berstruktur dan pertanyaan
tertutup.[4]
Kuesioner merupakan alat teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
1)
Prinsip
Penulisan Angket :[5]
a)
Isi
dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut
merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam
membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala pengukuran
dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
b)
Bahasa
yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan
dengan kemampuan berbahasa responden.
c)
Tipe
dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka atau
tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan kalimat
positif dan negatif.
d)
Pertanyaan
tidak mendua
e)
Tidak
menanyakan yang sudah lupa
f)
Pertanyaan
tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada jawaban
yang baik saja atau yang jelek saja.
g)
Panjang
pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga
akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
h)
Urutan
pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke
hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit.
i)
Prinsip
pengukuran, adalah merupakan instrument penelitian, yang digunakan untuk
mengukur variabel yang akan diteliti.
j)
Penampilan
fisik angket, artinya penampilan fisik angket sebagi alat pengumpulan data akan
mempengaruhi respon atau keseriuasan responden dalam mengisi angket.
b. Teknik
Dekomenter
Kata dokumen berasal dari bahasa latin
yaitu docere, yang berati mengajar. Pengertian dari kata dokumen menurut Louis
Gottschalk (1986: 38) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian,
yaitu pertama, berarti sumber tertulis
bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak,
peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis.
Pengertian kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara
seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih
lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertianya
yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis
sumber apapun, baik itu yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.
G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari
University college Lodon, (1997; 104 ) menjelaskan istilah dokumen dalam tiga
pengertian, pertama dalam arti luas,
yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun lisan; kedua dalam arti sempit, yaitu yang meliputi
semua sumber tertulis saja; ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang
meliputi surat-surat resmi dan surat-surat Negara, seperti surat perjanjian,
undang-undang konsesi, hibah dan sebagainya.
Dari berbagai pengertian diatas, maka
dapat ditarik benang merahnya bahwa dokumen merupakan sumber data yang
digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya monumental,
yang semua itu menberikan informasi bagi proses penelitian.[6]
Tidak kalah penting dari metode-metode
lain, adalah dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, agenda, dan sebagainya.[7]
Teknik ini berfungsi untuk menghimpun
secara selektif bahan-bahan yang dipergunakan didalam kerangka atau landasan
teori, penyusunan hipotesis secara tajam dalam penelitian kuantitatif.[8]
2. Teknik
Pengumpulan Data Kualitatif
a.
Wawancara
Wawancara pada hakikatnya merupakan
kegiatan yang dilakukan seorang peneliti untuk memperoleh pemahaman secara
holistik mengenai pandangan atau perspektif (inner perspectives) seseorang
terhadap isu, tema atau topik tertentu. Dawson (2009: 27) mendefinisikan
wawancara atau interviu sebagai “an attempt to achieve a holistic understanding
of the interviewees’ point of view or situation”. Misalnya, seorang peneliti
pendidikan ingin mengevaluasi tujuan sebuah program pendidikan khusus anak
berbakat bermaksud menggali pandangan peserta program, staf pendukung, dan
orang-orang lain yang terlibat dalam program, seperti apa sebaiknya program
dilakukan, apa saja pengalaman peserta program, pikiran-pikiran apa saja yang
bisa diusulkan untuk mengembangkan program, yang meliputi pelaksanaan, proses, dan hasil atau
outcome program, apa saja harapan mereka, serta perubahan apa yang terjadi pada
peserta setelah mengikuti program. Untuk dapat menggali semua informasi seperti
itu tidak bisa dilakukan melalui observasi atau diskusi, tetapi wawancara atau
interviu.[9]
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan
bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode
interview dan juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut:[10]
1)
Bahwa
subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2)
Bahwa
apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.
3)
Bahwa
interprestasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaa yang diajukan peneliti kepadanya
adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
Wawancara dapat dilakukan secara
tersruktur maupun tidak tersruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka
maupun dengan menggunakan telepon.
1)
Wawancara
terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai
teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui
dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan
wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah disiapkan.
Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama,
dan pengumpul data mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus
membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga
dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material
lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan lancar. Adapun contoh
wawancara terstruktur tentang tanggapan Mahasiswa terhadap pelayanan Kampus UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta:
1.
Bagaimanakah
tanggapan Bapak/Ibuk terhadap pelayanan di Kabupaten ini?
a.
Sangat
bagus
b.
Bagus
c.
Tidak
bagus
d.
Sangat
tidak bagus
2.
Bagaimanakah
tanggapan Bapak/Ibuk terhadap pelayanan bidang kesehatn di Kabupaten ini?
a.
Sangat
bagus
b.
Bagus
c.
Tidak
bagus
d.
Sangat
tidak bagus
2)
Wawancara
tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur
adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah
pendapat Bapak/Ibu terhadap kebijakan pemerintah terhadap Perguruan Tinggi
Berbadan Hukum? Dan bagaimana peluang masyarakat miskin dalam meperoleh
pendidikan tinggi yang bermutu”.
b.
Observasi
Selain wawancara, observasi juga
merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode
penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan
menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh
informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi
berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu,
dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran
riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Untuk
meningkatkan kecermatan dalam mempergunakan teknik observasi, perlu diketahui
beberpa keterbatasan atau kelemahan dan beberapa kebalikannya.
Keterbatasan Teknik Observasi :[11]
1)
Observasi sangat
bergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat.
2)
Kelemahan dalam
pencatatan juga salah satu keterbatasan teknik observasi.
3)
Banyak kejadian
atau keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan
pribadi yang sangat rahasia.
4)
Observasi kerapkali
menjumpai observe yang betingkah laku baik dan menyenangkan karena tahu bahwa
ia sedang diobservasi, atau sebaliknya.
5)
Banyak gejala yang
hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan tertentu, sehingga kalau terjadi
gangguan yang tiba-tiba observasi tidak dapat dilaksanakan.
Kebaikan-kebaikan observasi :[12]
1)
Banyak gejala yang
hanya dapat diselidiki dengan observasi sehingga hasilnya akurat sulit
dibantah.
2)
Banyak objek yang
hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya karena terlalu
sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau mengisi kuesioner.
3)
Kejadian yangs
serempak dapat diamati dan dicatat secara serempak pula dengan memperbanyak
observer.
4)
Banyak kejadian
yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang
lain, ternyata sangat menentukan hasil penelitian justru diungkap oleh
observasi.
1. Pengertian
populasi dan sample
Menurut Prof.Dr. Sugiyono (2009) Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,
tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Menurut Prof.Dr. Sugiyono
(2009) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semau yang ada pada populasi,misalnya karena keterbatasan dana,tenaga dan
waktu,maka penelitian dapat mengunakan sampel yang dari populasi itu.
2. Teknik
Sampling
Menurut Prof.Dr. Sugiyono (2009) Teknik
sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel
yang digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang
digunakan.
a. Probability
sampling
Probability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampling. Teknik ini meliputi:
1)
Simple
Random sampling
Dikatakan
simple (sederhana )karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan sirata yang ada dalam populasi itu.
2)
Proportionate
stratified random sampling
Teknik ini
digunakan bila populasi mempunyai anggota /unsur yang tidak homogen dan strata
secara profesioanal,suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang
pendidikan yang strata ,maka populasi pegawai itu berstrata.
3)
Disproportionate
stratified random sampling
Teknik inui
digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang
profesional.
4) Cluster
sampling (Area sampling)
Teknik sampling
daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber
data yang luas.
b. Nonprobability Sampling
Nonprobabity
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Teknik sampelini meliputi:
1)
Sampling
sistematis.
2)
Sampilng
Kuota.
3)
Sampling
insidental.
4)
Sampling
Purposive.
5)
Sampling
jenuh.
6)
Snowball
sampling.
3. Menentukan Ukuran sampel
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan
dengan ukuran sampel.Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi
adalah sama dengan jumlah anggota
populasi itu sendiri. Dalam Nomogram Herry King tersebut, jumlah populasi
maksimum 2000, dengan taraf kesalahan yang bervariasi,mulai 0,3% sampai dengan
15% dan faktor pengali yang disesuaikan dengan taraf kesalahan yang
ditentukan.Dalam nomogram terlihat untuk confident interval (interval
kepercayaan) 80% faktor penggalinya = 0,780,untuk 85% faktor penggalinya =
0,785; untuk 99% faktor penggalinya =1,195 dan untuk 99% faktor penggalinya =
1,573?
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan
disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga
benar-benar didapat data yang valid dan reliable.
Peneliti
membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari
pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Sebelum
masing-masing teknik tersebut diuraikan secara rinci, perlu ditegaskan di sini
bahwa hal sangat penting yang harus
dipahami oleh setiap peneliti adalah alasan mengapa masing-masing teknik
tersebut dipakai, untuk memperoleh informasi apa, dan pada bagian fokus masalah
mana yang memerlukan teknik wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi,
mana yang harus kedua-duanya dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada
jenis informasi yang diperoleh.
B. SARAN
Bagi seluruh mahasiswa agar dapat mempelajari
metodologi penelitian 2, karena akan mustahil bagi seluruh penulis menuliskan
karya ilmiah yang baik dan benar tanpa mempelajari metodologi penelitian
khusunya dalam pengambilan data.
DAFTAR
PUSTAKA
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:Alfabeta (2010)
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan
Pengembangan, Jakarta:kencana (2010)
Nana Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung:Rosdakarya
(2011)
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, Jakarta:Rineka Cipta (2010)
Margono S, Metodologi Penelitian Pendidikan,
Jakarta:Rineka Cipta (2004)
Ibid
[2]
Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan pendekatan kuntitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung:Alfabeta
(2010), hlm. 193
[3]
Punaji Setyosari, Metode
Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta:kencana (2010), hlm. 190
[4]
Nana Sukmadinata, Metodologi
Penelitian Pendidikan, Bandung:Rosdakarya (2011), hlm. 219
[5]
Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan pendekatan kuntitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung:Alfabeta
(2010), hlm. 200
[6]
http://www.sarjanaku.com/2013/01/metode-pengumpulan-data-teknik.html
di akses : tgl 23/05/13
[7] Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:Rineka Cipta (2010), hlm. 274
[8] Margono S, Metodologi
Penelitian Pendidikan, Jakarta:Rineka Cipta (2004), hlm. 181
[10]
Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan pendekatan kuntitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung:Alfabeta
(2010), hlm. 194
[11] Margono S, Metodologi
Penelitian Pendidikan, Jakarta:Rineka Cipta (2004), hlm.162
[12] Ibid, hlm.164
[13]
Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan pendekatan kuntitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung:Alfabeta
(2010), hlm. 117-129
No comments:
Post a Comment