15 June 2013

Teknik Pengumpulan Data by: Ricky

KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah Subhanahuwata’ala yang Maha tinggi, yang memiliki cakrawala yang luas, yang Maha agung atas kemuliaan-Nya, yang Maha berkuasa atas semua mahluk-Nya, serta Raja di atas semua Raja. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan dan terlimpahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, yang selalu benar dalam ucapannya, tindakannya, maupun taqrirnya, yang selalu menyampaikan atas nama Allah apa yang harus disampaikan, dan yang selalu memberikan ketentraman, kesejukan hati dengan akhlaknya yang luhur.
Setelah melalui berbagai proses akhirnya pemakalah mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik, yang mana makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas matakuliah Metodelogi Penelitian Pendidikan Bahasa II. Namun penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya dorongan atau motivasi dari berbagai pihak, maka dari itu pemakalah ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Bp. Dr. Abdul Munip selaku pengampu matakuliah Metodelogi Penelitian Pendidikan Bahasa II yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk menyusun makalah ini.
2.      Semua teman-teman  yang telah memberikan semangat kepada kami, serta
3.      Semua pihak yang telah menjadi motivator bagi kami.

Selain itu, pemakalah juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan  saran yang bersifat membangun sangat pemakalah harapkan umtuk perbaikan di waktu yang akan datang. Harapan pemakalah, semoga makalah kami ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan khususnya bagi pemakalah sendiri, serta semoga dapat menambah khazanah pengetahuan bagi kita semua.


Yogyakarta,  23 Mei  2013


               Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
            Karya ilmiah sangat melekat pada jiwa seorang akademisi dalam proses meneliti, seorang peneliti harus paham secara detail apa yang harus diteliti, mulai dari teknik atau cara untuk memperoleh sebuah informasi. Pengumpulan data dalam penelitian dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, beberapa cara untuk mengumpulkan data bagi seorang peneliti adalah angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif.
            Tulisan ilmiah yang baik adalah tulisan yang merupakan hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, dan membutuhkan metode atau teknik sehingga memudah seorang peneliti dalam proses pembuatn karya ilmiah berupa penelitian. Oleh karena itu penting bagi kami untuk membahas secara dalam tentang bagaimana teknik dalam pengumpulan data baik kuntitatif maupun kualitatif termasuk bagaiman teknik pengambilan sampel.

B. RUMUSAN MASALAH
1.    Apa pengertian sumber data?
2.    Apa yang dimaksud teknik pengumpulan data?
3.    Bagaimana teknik pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif?
4.    Bagaimana teknik pengambilan populasi dan sampel?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1.      Sebagai sarat pemenuhan tugas terstruktur Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Bahasa II.
2.      Untuk mengetahui pengertian sumber data dan tentang pengumpulan data.
3.      Untuk mengetahui gambaran mengenai langkah-langkah penelitian ilmiah menggunakan teknik pengumpulan data kuantitatif atau data kualitatif.
4.      Untuk mengetahui teknik pengambilan populasi dan sampel.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SUMBER DATA
            Sumber data adalah subjek darimana data itu diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan, baik tertulis maupun lisan. Apabila menggunakan observasi maka sumber datannya bisa berupa benda atau proses tertentu. Apabila menggunakan dokumentasi, maka sumber datanya dokumen atau catatan. Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data, maka disingkat 3P untuk mengidentifikasikan dimana data menempel, yaitu :
1.      Person , yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.
2.      Place , sumber data yang menyajikan data berupa tampilan keadaan diam atau bergerak. Diam misalnya : ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, dan lain-lain. Bergerak misalnya : aktivitas ,kinerja , laju kendaraan, ritme kendaraan, kegiatan belajar mengajar. Keduanya objek untuk penggunaan metode observasi.
3.      Paper , data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka gambar atau sumber lain, cocok untuk penggunaan metode dokumentasi.[1]

B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
            Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable.
            Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid atau reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya.[2]
            Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu penelitian.
            Mutu hasil penelitian mudah diragukan karena alat yang dipakai untuk mengumpulkan data kurang dapat dipercaya. Alat atau instrument penelitian itu haruslah memiliki tingkat kepercayaan dan sekaligus data itu memiliki tingkat kesahihan. Hal yang pertama sangat berkaitan dengan masalah reliabilitas tes, sedangkan yang kedua berkaitan dengan masalah validitas tes.[3]
            Teknik pengumpulan data sangat ditentukan oleh metodologi penelitian, apakah kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dikenal teknik pengumpulan data: observasi, focus group discussion (FGD), wawancara mendalam (indent interview), dan studi kasus (case study). Sedangkan dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data: angket (questionnaire), wawancara, dan dokumentasi. Untuk mengetahui bagaimana teknik pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif maka akan diuraikan pada pembahasan selanjutnya.

1. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif
a.    Angket dan Kuesioner
          Angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden). Instrument atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Sama dengan pedoman wawancara, bentuk pertanyaan bisa bermacam-macam, yaitu pertanyaan terbuka, pertanyaan berstruktur dan pertanyaan tertutup.[4]
          Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
1)   Prinsip Penulisan Angket :[5]
a)    Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
b)   Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
c)    Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak terstruktur),  dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan negatif.
d)   Pertanyaan tidak mendua
e)    Tidak menanyakan yang sudah lupa
f)    Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
g)   Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
h)   Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit.
i)     Prinsip pengukuran, adalah merupakan instrument penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti.
j)     Penampilan fisik angket, artinya penampilan fisik angket sebagi alat pengumpulan data akan mempengaruhi respon atau keseriuasan responden dalam mengisi angket.

b. Teknik Dekomenter
          Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berati mengajar. Pengertian dari kata dokumen menurut Louis Gottschalk (1986: 38) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis  bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis. Pengertian kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertianya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.
          G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University college Lodon, (1997; 104 ) menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian, pertama  dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun lisan;  kedua dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja; ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan surat-surat Negara, seperti surat perjanjian, undang-undang konsesi, hibah dan sebagainya.
          Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat ditarik benang merahnya bahwa dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film,  gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang semua itu menberikan informasi bagi proses penelitian.[6]
          Tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.[7]
          Teknik ini berfungsi untuk menghimpun secara selektif bahan-bahan yang dipergunakan didalam kerangka atau landasan teori, penyusunan hipotesis secara tajam dalam penelitian kuantitatif.[8]

2. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
a.    Wawancara
          Wawancara pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan seorang peneliti untuk memperoleh pemahaman secara holistik mengenai pandangan atau perspektif (inner perspectives) seseorang terhadap isu, tema atau topik tertentu. Dawson (2009: 27) mendefinisikan wawancara atau interviu sebagai “an attempt to achieve a holistic understanding of the interviewees’ point of view or situation”. Misalnya, seorang peneliti pendidikan ingin mengevaluasi tujuan sebuah program pendidikan khusus anak berbakat bermaksud menggali pandangan peserta program, staf pendukung, dan orang-orang lain yang terlibat dalam program, seperti apa sebaiknya program dilakukan, apa saja pengalaman peserta program, pikiran-pikiran apa saja yang bisa diusulkan untuk mengembangkan program, yang  meliputi pelaksanaan, proses, dan hasil atau outcome program, apa saja harapan mereka, serta perubahan apa yang terjadi pada peserta setelah mengikuti program. Untuk dapat menggali semua informasi seperti itu tidak bisa dilakukan melalui observasi atau diskusi, tetapi wawancara atau interviu.[9]
          Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut:[10]
1)   Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2)   Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.
3)   Bahwa interprestasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaa yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
          Wawancara dapat dilakukan secara tersruktur maupun tidak tersruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon.
1)   Wawancara terstruktur
     Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.
     Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan lancar. Adapun contoh wawancara terstruktur tentang tanggapan Mahasiswa terhadap pelayanan Kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta:
1.    Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibuk terhadap pelayanan di Kabupaten ini?
a.    Sangat bagus
b.   Bagus
c.    Tidak bagus
d.   Sangat tidak bagus
2.      Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibuk terhadap pelayanan bidang kesehatn di Kabupaten ini?
a.    Sangat bagus
b.    Bagus
c.    Tidak bagus
d.   Sangat tidak bagus

2)   Wawancara tidak terstruktur
                 Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu terhadap kebijakan pemerintah terhadap Perguruan Tinggi Berbadan Hukum? Dan bagaimana peluang masyarakat miskin dalam meperoleh pendidikan tinggi yang bermutu”.

b.    Observasi
          Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Untuk meningkatkan kecermatan dalam mempergunakan teknik observasi, perlu diketahui beberpa keterbatasan atau kelemahan dan beberapa kebalikannya.
Keterbatasan Teknik Observasi :[11]
1)        Observasi sangat bergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat.
2)        Kelemahan dalam pencatatan juga salah satu keterbatasan teknik observasi.
3)        Banyak kejadian atau keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan pribadi yang sangat rahasia.
4)        Observasi kerapkali menjumpai observe yang betingkah laku baik dan menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diobservasi, atau sebaliknya.
5)        Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan tertentu, sehingga kalau terjadi gangguan yang tiba-tiba observasi tidak dapat dilaksanakan.

Kebaikan-kebaikan observasi :[12]
1)      Banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi sehingga hasilnya akurat sulit dibantah.
2)      Banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya karena terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau mengisi kuesioner.
3)      Kejadian yangs serempak dapat diamati dan dicatat secara serempak pula dengan memperbanyak observer.
4)      Banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, ternyata sangat menentukan hasil penelitian justru diungkap oleh observasi.

C. POPULASI DAN SAMPEL[13]
1. Pengertian populasi dan sample
       Menurut Prof.Dr. Sugiyono (2009) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Menurut Prof.Dr. Sugiyono (2009) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semau yang ada pada populasi,misalnya karena keterbatasan dana,tenaga dan waktu,maka penelitian dapat mengunakan sampel yang dari populasi itu.




2. Teknik Sampling
       Menurut Prof.Dr. Sugiyono (2009) Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
a. Probability sampling
          Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampling. Teknik ini meliputi:
1)   Simple Random sampling
Dikatakan simple (sederhana )karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan sirata yang ada dalam populasi itu.
2)   Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota /unsur yang tidak homogen dan strata secara profesioanal,suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang strata ,maka populasi pegawai itu berstrata.
3)   Disproportionate stratified random sampling
Teknik inui digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang profesional.
4) Cluster sampling (Area sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data yang luas.

b.  Nonprobability Sampling
Nonprobabity sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampelini meliputi:
1)        Sampling sistematis.
2)        Sampilng Kuota.
3)        Sampling insidental.
4)        Sampling Purposive.
5)        Sampling jenuh.
6)        Snowball sampling.


3.  Menentukan Ukuran sampel
       Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel.Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan  jumlah anggota populasi itu sendiri. Dalam Nomogram Herry King tersebut, jumlah populasi maksimum 2000, dengan taraf kesalahan yang bervariasi,mulai 0,3% sampai dengan 15% dan faktor pengali yang disesuaikan dengan taraf kesalahan yang ditentukan.Dalam nomogram terlihat untuk confident interval (interval kepercayaan) 80% faktor penggalinya = 0,780,untuk 85% faktor penggalinya = 0,785; untuk 99% faktor penggalinya =1,195 dan untuk 99% faktor penggalinya = 1,573?

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
            Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable.
Peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Sebelum masing-masing teknik tersebut diuraikan secara rinci, perlu ditegaskan di sini bahwa hal sangat penting  yang harus dipahami oleh setiap peneliti adalah alasan mengapa masing-masing teknik tersebut dipakai, untuk memperoleh informasi apa, dan pada bagian fokus masalah mana yang memerlukan teknik wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi, mana yang harus kedua-duanya dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis informasi yang diperoleh.

B. SARAN
            Bagi seluruh mahasiswa agar dapat mempelajari metodologi penelitian 2, karena akan mustahil bagi seluruh penulis menuliskan karya ilmiah yang baik dan benar tanpa mempelajari metodologi penelitian khusunya dalam pengambilan data.













DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:Alfabeta (2010)
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta:kencana (2010)
Nana Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung:Rosdakarya (2011)
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:Rineka Cipta (2010)
Margono S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta:Rineka Cipta (2004)
Ibid




[2] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuntitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung:Alfabeta (2010), hlm. 193
[3] Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta:kencana (2010), hlm. 190
[4] Nana Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung:Rosdakarya (2011), hlm. 219
[5] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuntitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung:Alfabeta (2010), hlm. 200

[7] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:Rineka Cipta (2010), hlm. 274
[8] Margono S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta:Rineka Cipta (2004), hlm. 181
[10] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuntitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung:Alfabeta (2010), hlm. 194

[11] Margono S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta:Rineka Cipta (2004), hlm.162
[12] Ibid, hlm.164
[13] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuntitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung:Alfabeta (2010), hlm. 117-129

No comments:

Post a Comment