09 May 2013

Al-Qur'an, Sains, dan Fenomena Sains dalam Al-Qur'an by: Zulfa


                           AL-QUR’AN, SAINS, DAN FENOMENA SAINS DALAM AL-QUR’AN
Dosen pengampu: M. Jamil


Disusun oleh:
Zul Fatun Nisa (10670006)
Prodi: Pendidikan Kimia


  
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012/2013



                       
PENDAHULUAN
Agama islam merupakan salah satu diantara beberapa agama samawi. Allah menyampaikan Syariat Islam melalui perantara Rasul-rasul-Nya. Ajarannya membimbing umat agar selamat di dunia dan di akhirat dengan kehidupan yang seimbang antara keduanya. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka Allah membekali Nabi Muhammad SAW dengan kitab suci al-qur’an.
Al-qur’an merupakan salah satu kitab yang mempunyai sejarah panjang yang dimiliki oleh umat islam dan sampai sekarang masih terjaga keasliannya.  Al-qur’an tidak hanya menjadi bahan bacaan, akan tetapi al-qur’an memiliki multifungsi dan selalu cocok dengan fenomena dalam kehidupan ini, hal ini merupakan salah satu mukjizat yang dikmiliki oleh al-qur’an.
Al-qur’an selalu merujuk kepada (banyak) alam semesta atau ‘alamin, di mana sains saat ini baru menghasilkan satu hipotesis dan model tentang multiple unirses.  Seruan al-qur’an tentang kebenaran sangat universal – timeless and spaceless – dialamtkan kepada seluruh manusia dan golongan jin. Barangkali ia adalah satu-satunya kitab suci yang seruannya ditujukan kepada manusia dan makhluk alam ghaib (jin).
Al-qur’an sudah muncul dari dahulu kala. Saking lengkapnya, bahkan ilmu sains yang dibuktikan dalam ± 100 tahun lalu ternyata sudah tertulis di dalam al-qur’an. Misalnya teori Big Bang yang dikemukakan oleh Hubble paada tahun 1927, ada di dalam al-qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW pada sekitar tahun 600 Masehi. lalu dan di dalamnya terdapat ayat-ayat yang membuktikan bahwa Allah SWT menciptakan alam semesta.



PEMBAHASAN
A.    Al-qur’an
Al-qur’an secara ilmu bahasaan berakar dari kata qara-a yaqro-u qur-anan yang berarti “bacaan atau yang dibaca”. Secara general al-qur’an didefinisikan sebagai sebuah kitab yang berisi himpunan kalam Allah, suatu mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf yang kemurniannya senantiasa terpelihara, dan membacanya merupakan amal ibadah.
Al-qur’an adalah kitab induk, rujukan bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetahuan, sejauh mana keabsahan ilmu harus diukur standarnya adalah al-qur’an. Ia adalah buku induk ilmu pengetahuan di mana tidak ada satu perkara apapun yang terlewaatkan, semuanya telah terkafer di dalamnya yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum minallah), sesama manusia (hablum minannas), alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu empiris, ilmu agama, umum dsb (QS. al-An’am: 38). Achmad Baiquni menyatakan “sebenarnya segala ilmu yang diperlukan manusia itu tersedia di dalam al-qur’an”.
Salah satu keistimewaan al-qur’an yang paling utama hubungannya dengan sains dan ilmu pengetahuan, begitu pentinganya sains dan ilmu pengetahuan dalam al-qur’an sehingga Allah menurunkan al-qur’an yang pertama kali adalah QS. al_’alaq: 1-5 yang mengandung perintah untuk membaca. Membaca berarti berpikir secara teratur atau sistematis dalam mempelajari firman dan ciptaannya, berpikir dengan mengkorelasikan antara ayat qauliah dan kauniah manusia akan mampu menemukan konsep-konsep sains dan ilmu pengetahuan.
Islam adalah satu-satunya agaman di sunia yang sangat empatik dalam mendorong umatnya untuk menuntut ilmu, bahkan dalam al-qur’an itu sendiri merupakan sumber ilmu dan inspirasi berbagai disiplin ilmu pengetahuan sains dan teknologi. Betapa tidak, al-qur’an sendiri banyak mengandung konsep-konsep sains, ilmu pengetahuan, dan teknologi serta pujian terhadap orang-orang yang berilmu. Pujian ini terdapat dalam QS. al-Mujadalah: 11 yang berbunyi:

Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat
B.    Sains
Sains adalah pengetahuan mengenai fenomena-fenomena spasio-temporal atau alam semesta pada umumnya seperti biologi, fisika, kimia, astronomi dll. Sains merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci al-qur’an. Bahkan kata ‘ilm itu sendiri disebutkan ddi dalamnya sebanyak 105 kali. Sains merupakan salah satu kebutuhan agama islam, betapa tidak , setiap kali umat islam akan melakukan ibadah pasti membutuhkan waktu dan tempat sehingga dibutuhkan ilmu astronomi. Selain itu, saat umat islam akan pergi ke tanah suci Makkah pasti membutuhkan kendaraan sebagai alat transportasi. Allah telah meletakkan garis-garis besar sains dalam al-qur’an manusia hanya tinggal menggali, mengembangkan konsep dan teori yang sudah ada, sebagaimana yang tedapat dalam QS. ar-Rahman: 33.
C.    Fenomena Sains dalam Al-qur’an
Karakteristik dari sains islam adalah keterpaduan antara potensi nalar, akal dan wahyu serta dzikir dan fikir, sehingga sains yang dihasilkan ilmuan muslim betul-betul islami, bermakna, membawa kesejukan bagi alam semesta, artinya mendatangkan manfaat dan kemaslahatan bagi kepentingan umat manusia sesuai dengan misi islam rahmatallil’alamin. Sains islam selalu terikat dengan nilai-nilai dan norma agama dan selalu merujuk kepada al-qur’an dan sunnah serta bisa membantu menghantarkan para penemunya kepada pemahaman, keyakinan yang lebih sempurna kepada kebenaran informasi yang terkandung dalam ayat-ayat Allah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Allah, mengakui keagungan, kebesaran dan kemahakuasaan-Nya.
Beberapa fenomena sains dalam al-qur’an adalah sebagai berikut:
1.   Teori relativitas waktu yang dikemukakan oleh Albert Einstein pada abad ke-20. Sementara itu pada abad ke-7 sebuah ayat di dalam al-qur’an seolah-olah mengisyaratkan ini “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan itu) naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitungan engkau” (QS. as-Sajdah: 5).
2.   Kehidupan di dalam rahim memiliki tiga tahapan, yaitu preembionik, embrionik, dan janin. Sebuah ayat seolah-olah mengisyaratkan ini ”Dia menjadikan engkau dalam perut ibu engkau kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan” (QS. az-Zumar: 6).
3.   Setiap detiknya, kadar air yang menguap sekitar 16 juta ton. Angka ini sama dengan kadar hujan yang turun dalam sedetik. Sebuah ayat seolah-olah mengisyaratkan ini “dan Dia menurunkan air dari langit dengan kadarnya” (QS. az-Zukhruf: 11). Selain itu, berdasarkan kajian sains airhujan berasal dari air laut yang asin. Dalam ayat al-qur’an pun dijelaskan “Apakah engkau yang menurunkannya dari rawa atau kami yang menurunkannya? Kalau kami kehendaki niscaya Kami jadikan ia asin” (QS. al-Waqi’ah: 69-70).
4.   Bujukan lebah jantan sehingga lebah betina yang membuat sarang dan mencari makan. Dua ayat dalam QS. an-Nahl (68-69) seolah olah mengisyaratkan mengenai ini. Ayat-ayat tersebut menggunakan kata kerja femina, berkisah tentang lebah yang membuat sarang dan mencari makan.
5.   Besi (Fe) tidak dihasilkan di bumi, tetapi diturunkan ke bumi melalui meteor yang berasal dari bintang-bintang yang meletup. Sesuai dalam QS. al-Hadid ayat 25 yang artinya”Dan Kami turunkan besi, yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia”.
6.   Atmosfir bumi terdiri dari tujuh lapis dan tiap-tiap lapis mempunyai peranan tersendiri. Al-qur’an menjelaskannya dalam surat Fushshilat ayat 12 “maka dijadikan tujuh langit dalam dua massadan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya”.
7.   Terciptanya alam semesta
a.     peristiwa big bang
Sekitar 13,7 milyar tahun silam alam semesta berasal dari satu titik tunggal yang padu, kemudian meledak. Dan 2,5 miliar tahun silam, kehidupan di bumi bermula di air, tepatnya di laut. Hal ini sesuai dengan QS. al-Anbiya:30
Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”.
b.    alam semesta sedang berkembang selepas big bang ( Teori expanding Universe “abad 20”)
Setelah terjadinya ledakan besar maka alam semesta ini terus-menerus melua. Dijelaskan pula dalam QS. ad-Dzariyat ayat 47
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya”.
c.     kejadian dalam 6 masa
Enam masa tersebut ialah:
1)    ledakan Big Bang
2)    kewujudan nukleus
3)    kelahiran atom
4)    terwujudnya asap, galaksi, dan bintang
5)    tercantumnya galaksi, big hole, dan terhasilnya supernovae
6)    kejadian bumi dan bermulanya kehidupan

Dijelaskan dalam QS. as-Sajdah ayat 4
Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam 6 masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolongpun dan tidak pula seorang pemberi syafa’at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”.
d.    nebula ros
Nebula adalah awan antar bintang yang terdiri dari debu, gas, dan plasma. Nebula ini dijelaskan dalam ala-qur’an surat ar-Rahman ayat 37
maka apabila langit terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak
e.     matahari menghasilkan cahaya, bulan memantulkan cahaya matahari
Terdapat dua surat yanag menjelaskan fenomena tersebut. Yakni QS. an-Nabak : 13 “dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari)” dan QS. an-Nuh: 15-16 “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat. Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahayaa dan menjadikan matahari sebagai pelita”.
Ayat ini menunjukkan bahwa matahari sebagai pelita yang menyala manakala bulan sebagai cahaya.
f.      Orbit dalam Qur’an
Ptolemeus menganggap tata surya ini bumi-sentris (150 M), sedangkan Copernicus menganggap matahari-sentris (1543 M). Ternyata, bumi dan matahari beredar. Keterangan tersebut menujukkan bahwa ilmu pengetahuan modern baru menemukan bahwa matahari sebagai pusat peredaran sekitar pada abad ke-15 dan al-qur’an telah menjelaskannya terlebih dahulu dalam QS. al-Anbiya:33 ”Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya”, dalam ayat lain juga seolah-olah mengisyaratkan ini”Dan matahari beredar di tempat peredarannya” (QS. Yasin: 38)
Terdapat dua pendapat ulama tafsir yang mentafsirkan maksud orbit, yaitu suatu tempat yang berada di bawah ‘Arsy yang hampir dekat dengan bumi pada suatu arah di mana kedudukan matahari dan sekalian makhluk masih tetap berada di bawah ‘Arsy. Kedua, tahap akhir perjalanannya, yaitu hari kiamat. Ini telah dibuktikan oleh ahli astronomi bahwa terdapat pertambahan putaran matahari secara jelas di tengah-tengah bintang disebabkan pusingan bumi di sekeliling matahari setahun sekali.
Bagi matahari, terdapat dua pergerakan yang lain, yaitu pusingan di atas paksi dan pusingan beserta dengan pengiringan planet-planet yang bergerak di sekitar sistem solar dan galaksi dengan kecepatan yang amat tinggi. ‘Mustaqir’ pada pandangan ulama yang pertama adalah merupakan paksi yang tetap, manakala ulama yang kedua berpendapat ia merupakan pergerakan sistem solar bersama-sama kumpulan planetnya.
Kemudian hal tersebut disetujui oleh Albert Einstein untuk menggugurkan teori yang dikemukakan Plato (teori bumi sebagai pusat peredaran). Dan setiap benda bergerak menurut garis edarnya, seperti halnya malaikat yang mengelilingi ‘Arsy Allah SWT, elektron mengelilingi inti atom, dan manusia melakukan tawaff mengelilingi Ka’bah.
Seperti yang diketahui, arah kiblat menggunakan posisi matahari yang ‘beristiwa’ (transit) di atas (zenith) Ka’bah atau Masjidil Haram. Fenomena ini berlaku apabila matahari dalam terbit dan terbenamnya mengikuti rutin hariannya, mengalami tengah hari (disebut istiwa/transit) tepat atau hampir tepat pada titik zenith (dengan kata lain, berada betul-betul di atas Masjidil Haram atau Ka’bah. Peristiwa ini hanya berlaku dua kali setahun, yaitu pada tanggal 28 Mei, dan 16 Juli setiap tahun. Sekalipun terdapat pandangan mengenai tahun lompat dan sebagainya, sebagai suatu kaedah rujukan bayang, selisih yang wujud adalah kecil, justru nilai atau tarikh di atas boleh digunakan setiap tahun.
Semasa peristiwa ini berlaku, matahari seolah-olah menjadi puncak tiang yang didirikan di atas Ka’bah, yang mana ia dapat disaksikan dari setiap pelosok bumi yang masih mengalami siang ketika itu (dengan kata lain, masih nampak matahari). Ini membolehkan matahari ketika itu, menjadi petunjuk di mana arah Ka’bah dengan tepat.
g.    Pembatas air asin dan air tawar
Sebuah saluran televisi swasta pernah menayangkan Dokumentari (discovery) kehidupan pelaut Mr. Costeau dalam penjelajahannya di lautan. Ia menemukan fenomena yang sangat ganjil, yaitu adanya air tawar di tengah lautan yang tidak bercampur dengan air laut yang asin seolah-olah terdapat dinding yang membatasinya. Sebagai penjelajah laut, Costeau sangat terkejut. Bagaimanapun, bagi umat islam yang mengetahui penemuan ini tidak begitu mengejutkan karena sudah tertuang dalam QS. al-Furqan: 53
Dan Dia-lah yang menciptakan dua laut mengalir (berdampingan) yang satu tawar lagi segar dan yang lainnya masin lagi pahit. Dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalanginya”.




KESIMPULAN
Al-qur’an adalah kitab induk, rujukan bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetahuan. Sains merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci al-qur’an. Bahkan kata ‘ilm itu sendiri disebutkan ddi dalamnya sebanyak 105 kali. Banyak sekali fenomena-fenomena sains yang dapat dijelaskan oleh kitab suci Al-qur’an, antara lain: teori relativitas waktu, kehidupan di dalam rahim, kadar air hujan, penciptaan alam semesta, dsb.




DAFTAR PUSTAKA
Leahy, Louis. 2006. Sains dan Agama dalam Perdebatan.Yogyakarta: CRCS UGM.
.

No comments:

Post a Comment