Dosen pengampu: M. Jamil
Disusun oleh:
Zul Fatun Nisa
(10670006)
Prodi: Pendidikan
Kimia
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012/2013
PENDAHULUAN
Agama islam merupakan salah
satu diantara beberapa agama samawi. Allah menyampaikan Syariat Islam melalui
perantara Rasul-rasul-Nya. Ajarannya membimbing umat agar selamat di dunia dan
di akhirat dengan kehidupan yang seimbang antara keduanya. Untuk mewujudkan hal
tersebut, maka Allah membekali Nabi Muhammad SAW dengan kitab suci al-qur’an.
Al-qur’an merupakan salah satu
kitab yang mempunyai sejarah panjang yang dimiliki
oleh umat islam dan sampai sekarang masih terjaga keasliannya. Al-qur’an tidak hanya menjadi bahan bacaan,
akan tetapi al-qur’an memiliki multifungsi dan selalu cocok dengan fenomena
dalam kehidupan ini, hal ini merupakan salah satu mukjizat yang dikmiliki oleh
al-qur’an.
Al-qur’an selalu merujuk
kepada (banyak) alam semesta atau ‘alamin, di mana sains saat ini baru
menghasilkan satu hipotesis dan model tentang multiple unirses. Seruan al-qur’an tentang kebenaran sangat
universal – timeless and spaceless – dialamtkan kepada seluruh manusia
dan golongan jin. Barangkali ia adalah satu-satunya kitab suci yang seruannya
ditujukan kepada manusia dan makhluk alam ghaib (jin).
Al-qur’an sudah muncul dari
dahulu kala. Saking lengkapnya, bahkan ilmu sains yang dibuktikan dalam ± 100 tahun lalu ternyata sudah tertulis di dalam al-qur’an.
Misalnya teori Big Bang yang dikemukakan oleh Hubble paada tahun 1927, ada di
dalam al-qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW pada sekitar tahun 600
Masehi. lalu dan di dalamnya terdapat ayat-ayat yang membuktikan bahwa Allah
SWT menciptakan alam semesta.
PEMBAHASAN
A.
Al-qur’an
Al-qur’an
secara ilmu bahasaan berakar dari kata qara-a yaqro-u qur-anan yang berarti
“bacaan atau yang dibaca”. Secara general al-qur’an didefinisikan sebagai sebuah
kitab yang berisi himpunan kalam Allah, suatu mukjizat yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf yang
kemurniannya senantiasa terpelihara, dan membacanya merupakan amal ibadah.
Al-qur’an
adalah kitab induk, rujukan bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber,
basis bagi segala sains dan ilmu pengetahuan, sejauh mana keabsahan ilmu harus
diukur standarnya adalah al-qur’an. Ia adalah buku induk ilmu pengetahuan di
mana tidak ada satu perkara apapun yang terlewaatkan, semuanya telah terkafer
di dalamnya yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik yang
berhubungan dengan Allah (Hablum minallah), sesama manusia (hablum minannas),
alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu empiris, ilmu
agama, umum dsb (QS. al-An’am: 38). Achmad Baiquni menyatakan “sebenarnya
segala ilmu yang diperlukan manusia itu tersedia di dalam al-qur’an”.
Salah
satu keistimewaan al-qur’an yang paling utama hubungannya dengan sains dan ilmu
pengetahuan, begitu pentinganya sains dan ilmu pengetahuan dalam al-qur’an
sehingga Allah menurunkan al-qur’an yang pertama kali adalah QS. al_’alaq: 1-5
yang mengandung perintah untuk membaca. Membaca berarti berpikir secara teratur
atau sistematis dalam mempelajari firman dan ciptaannya, berpikir dengan
mengkorelasikan antara ayat qauliah dan kauniah manusia akan mampu menemukan
konsep-konsep sains dan ilmu pengetahuan.
Islam
adalah satu-satunya agaman di sunia yang sangat empatik dalam mendorong umatnya
untuk menuntut ilmu, bahkan dalam al-qur’an itu sendiri merupakan sumber ilmu
dan inspirasi berbagai disiplin ilmu pengetahuan sains dan teknologi. Betapa
tidak, al-qur’an sendiri banyak mengandung konsep-konsep sains, ilmu
pengetahuan, dan teknologi serta pujian terhadap orang-orang yang berilmu.
Pujian ini terdapat dalam QS. al-Mujadalah: 11 yang berbunyi:
“Allah
akan mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang yang berilmu
pengetahuan beberapa derajat”
B.
Sains
Sains
adalah pengetahuan mengenai fenomena-fenomena spasio-temporal atau alam semesta
pada umumnya seperti biologi, fisika, kimia, astronomi dll. Sains merupakan
salah satu isi pokok kandungan kitab suci al-qur’an. Bahkan kata ‘ilm
itu sendiri disebutkan ddi dalamnya sebanyak 105 kali. Sains merupakan salah
satu kebutuhan agama islam, betapa tidak , setiap kali umat islam akan
melakukan ibadah pasti membutuhkan waktu dan tempat sehingga dibutuhkan ilmu
astronomi. Selain itu, saat umat islam akan pergi ke tanah suci Makkah pasti
membutuhkan kendaraan sebagai alat transportasi. Allah telah meletakkan
garis-garis besar sains dalam al-qur’an manusia hanya tinggal menggali,
mengembangkan konsep dan teori yang sudah ada, sebagaimana yang tedapat dalam
QS. ar-Rahman: 33.
C.
Fenomena Sains dalam Al-qur’an
Karakteristik
dari sains islam adalah keterpaduan antara potensi nalar, akal dan wahyu serta
dzikir dan fikir, sehingga sains yang dihasilkan ilmuan muslim betul-betul
islami, bermakna, membawa kesejukan bagi alam semesta, artinya mendatangkan
manfaat dan kemaslahatan bagi kepentingan umat manusia sesuai dengan misi islam
rahmatallil’alamin. Sains islam selalu terikat dengan nilai-nilai dan
norma agama dan selalu merujuk kepada al-qur’an dan sunnah serta bisa membantu
menghantarkan para penemunya kepada pemahaman, keyakinan yang lebih sempurna
kepada kebenaran informasi yang terkandung dalam ayat-ayat Allah, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Allah, mengakui
keagungan, kebesaran dan kemahakuasaan-Nya.
Beberapa
fenomena sains dalam al-qur’an adalah sebagai berikut:
1.
Teori relativitas waktu yang dikemukakan oleh
Albert Einstein pada abad ke-20. Sementara itu pada abad ke-7 sebuah ayat di
dalam al-qur’an seolah-olah mengisyaratkan ini “Dia mengatur urusan dari
langit ke bumi, kemudian (urusan itu) naik kepada-Nya dalam satu hari yang
kadarnya seribu tahun menurut perhitungan engkau” (QS. as-Sajdah: 5).
2.
Kehidupan di dalam rahim memiliki tiga tahapan,
yaitu preembionik, embrionik, dan janin. Sebuah ayat seolah-olah mengisyaratkan
ini ”Dia menjadikan engkau dalam perut ibu engkau kejadian demi kejadian
dalam tiga kegelapan” (QS. az-Zumar: 6).
3.
Setiap detiknya, kadar air yang menguap sekitar
16 juta ton. Angka ini sama dengan kadar hujan yang turun dalam sedetik. Sebuah
ayat seolah-olah mengisyaratkan ini “dan Dia menurunkan air dari langit
dengan kadarnya” (QS. az-Zukhruf: 11). Selain itu, berdasarkan kajian sains
airhujan berasal dari air laut yang asin. Dalam ayat al-qur’an pun dijelaskan “Apakah
engkau yang menurunkannya dari rawa atau kami yang menurunkannya? Kalau kami
kehendaki niscaya Kami jadikan ia asin” (QS. al-Waqi’ah: 69-70).
4.
Bujukan lebah jantan sehingga lebah betina yang
membuat sarang dan mencari makan. Dua ayat dalam QS. an-Nahl (68-69) seolah
olah mengisyaratkan mengenai ini. Ayat-ayat tersebut menggunakan kata kerja
femina, berkisah tentang lebah yang membuat sarang dan mencari makan.
5.
Besi (Fe) tidak dihasilkan di bumi, tetapi
diturunkan ke bumi melalui meteor yang berasal dari bintang-bintang yang
meletup. Sesuai dalam QS. al-Hadid ayat 25 yang artinya”Dan Kami turunkan
besi, yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi
manusia”.
6.
Atmosfir bumi terdiri dari tujuh lapis dan
tiap-tiap lapis mempunyai peranan tersendiri. Al-qur’an menjelaskannya dalam
surat Fushshilat ayat 12 “maka dijadikan tujuh langit dalam dua massadan Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya”.
7.
Terciptanya alam semesta
a.
peristiwa big bang
Sekitar
13,7 milyar tahun silam alam semesta berasal dari satu titik tunggal yang padu,
kemudian meledak. Dan 2,5 miliar tahun silam, kehidupan di bumi bermula di air,
tepatnya di laut. Hal ini sesuai dengan QS. al-Anbiya:30
“Dan
apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan keduanya. Dan
dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada
juga beriman?”.
b.
alam semesta sedang berkembang selepas big bang (
Teori expanding Universe “abad 20”)
Setelah
terjadinya ledakan besar maka alam semesta ini terus-menerus melua. Dijelaskan
pula dalam QS. ad-Dzariyat ayat 47
“Dan
langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami
benar-benar meluaskannya”.
c.
kejadian dalam 6 masa
Enam
masa tersebut ialah:
1)
ledakan Big Bang
2)
kewujudan nukleus
3)
kelahiran atom
4)
terwujudnya asap, galaksi, dan bintang
5)
tercantumnya galaksi, big hole, dan terhasilnya
supernovae
6)
kejadian bumi dan bermulanya kehidupan
Dijelaskan
dalam QS. as-Sajdah ayat 4
“Allah-lah
yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam 6
masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘arsy. Tidak ada bagi kamu selain
daripada-Nya seorang penolongpun dan tidak pula seorang pemberi syafa’at. Maka
apakah kamu tidak memperhatikan?”.
d.
nebula ros
Nebula
adalah awan antar bintang yang terdiri dari debu, gas, dan plasma. Nebula ini
dijelaskan dalam ala-qur’an surat ar-Rahman ayat 37
“maka
apabila langit terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak”
e.
matahari menghasilkan cahaya, bulan memantulkan
cahaya matahari
Terdapat
dua surat yanag menjelaskan fenomena tersebut. Yakni QS. an-Nabak : 13 “dan
Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari)” dan QS. an-Nuh: 15-16 “Tidakkah
kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit
bertingkat-tingkat. Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahayaa dan
menjadikan matahari sebagai pelita”.
Ayat
ini menunjukkan bahwa matahari sebagai pelita yang menyala manakala bulan
sebagai cahaya.
f.
Orbit dalam Qur’an
Ptolemeus
menganggap tata surya ini bumi-sentris (150 M), sedangkan Copernicus menganggap
matahari-sentris (1543 M). Ternyata, bumi dan matahari beredar. Keterangan
tersebut menujukkan bahwa ilmu pengetahuan modern baru menemukan bahwa matahari
sebagai pusat peredaran sekitar pada abad ke-15 dan al-qur’an telah
menjelaskannya terlebih dahulu dalam QS. al-Anbiya:33 ”Dan Dialah yang telah
menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya
itu beredar di dalam garis edarnya”, dalam ayat lain juga seolah-olah
mengisyaratkan ini”Dan matahari beredar di tempat peredarannya” (QS.
Yasin: 38)
Terdapat
dua pendapat ulama tafsir yang mentafsirkan maksud orbit, yaitu suatu tempat
yang berada di bawah ‘Arsy yang hampir dekat dengan bumi pada suatu arah di
mana kedudukan matahari dan sekalian makhluk masih tetap berada di bawah ‘Arsy.
Kedua, tahap akhir perjalanannya, yaitu hari kiamat. Ini telah dibuktikan oleh
ahli astronomi bahwa terdapat pertambahan putaran matahari secara jelas di
tengah-tengah bintang disebabkan pusingan bumi di sekeliling matahari setahun
sekali.
Bagi
matahari, terdapat dua pergerakan yang lain, yaitu pusingan di atas paksi dan
pusingan beserta dengan pengiringan planet-planet yang bergerak di sekitar
sistem solar dan galaksi dengan kecepatan yang amat tinggi. ‘Mustaqir’ pada
pandangan ulama yang pertama adalah merupakan paksi yang tetap, manakala ulama
yang kedua berpendapat ia merupakan pergerakan sistem solar bersama-sama
kumpulan planetnya.
Kemudian
hal tersebut disetujui oleh Albert Einstein untuk menggugurkan teori yang
dikemukakan Plato (teori bumi sebagai pusat peredaran). Dan setiap benda
bergerak menurut garis edarnya, seperti halnya malaikat yang mengelilingi ‘Arsy
Allah SWT, elektron mengelilingi inti atom, dan manusia melakukan tawaff
mengelilingi Ka’bah.
Seperti
yang diketahui, arah kiblat menggunakan posisi matahari yang ‘beristiwa’
(transit) di atas (zenith) Ka’bah atau Masjidil Haram. Fenomena ini berlaku
apabila matahari dalam terbit dan terbenamnya mengikuti rutin hariannya,
mengalami tengah hari (disebut istiwa/transit) tepat atau hampir tepat pada
titik zenith (dengan kata lain, berada betul-betul di atas Masjidil Haram atau
Ka’bah. Peristiwa ini hanya berlaku dua kali setahun, yaitu pada tanggal 28
Mei, dan 16 Juli setiap tahun. Sekalipun terdapat pandangan mengenai tahun
lompat dan sebagainya, sebagai suatu kaedah rujukan bayang, selisih yang wujud
adalah kecil, justru nilai atau tarikh di atas boleh digunakan setiap tahun.
Semasa
peristiwa ini berlaku, matahari seolah-olah menjadi puncak tiang yang didirikan
di atas Ka’bah, yang mana ia dapat disaksikan dari setiap pelosok bumi yang
masih mengalami siang ketika itu (dengan kata lain, masih nampak matahari). Ini
membolehkan matahari ketika itu, menjadi petunjuk di mana arah Ka’bah dengan
tepat.
g.
Pembatas air asin dan air tawar
Sebuah
saluran televisi swasta pernah menayangkan Dokumentari (discovery)
kehidupan pelaut Mr. Costeau dalam penjelajahannya di lautan. Ia menemukan
fenomena yang sangat ganjil, yaitu adanya air tawar di tengah lautan yang tidak
bercampur dengan air laut yang asin seolah-olah terdapat dinding yang
membatasinya. Sebagai penjelajah laut, Costeau sangat terkejut. Bagaimanapun,
bagi umat islam yang mengetahui penemuan ini tidak begitu mengejutkan karena
sudah tertuang dalam QS. al-Furqan: 53
“Dan
Dia-lah yang menciptakan dua laut mengalir (berdampingan) yang satu tawar lagi
segar dan yang lainnya masin lagi pahit. Dan Dia jadikan antara keduanya
dinding dan batas yang menghalanginya”.
KESIMPULAN
Al-qur’an adalah kitab induk, rujukan
bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains dan
ilmu pengetahuan. Sains merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci
al-qur’an. Bahkan kata ‘ilm itu sendiri disebutkan ddi dalamnya sebanyak
105 kali. Banyak sekali fenomena-fenomena sains yang dapat dijelaskan oleh
kitab suci Al-qur’an, antara lain: teori relativitas waktu, kehidupan di dalam
rahim, kadar air hujan, penciptaan alam semesta, dsb.
DAFTAR
PUSTAKA
Leahy, Louis.
2006. Sains dan Agama dalam Perdebatan.Yogyakarta: CRCS UGM.
.
No comments:
Post a Comment